iklan banner

“Insiden” Do’a Kamilin Di Tugu Utara


Hari itu. Disebuah desa tepatnya di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. hari itu adalah hari kesekian aku dan teman-temanku bergegas menyambut shalat tarawih ditempat yang baru beberapa minggu kami tempati.

***
Ya. Tepatnya tahun lalu moment itu. Saat dimana kami melakukan salahsatu tugas kampus yang disebut KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Seperti biasa. Setelah habis magrib, kami memiliki program kegiatan, yaitu mengajar anak sekitar mengaji, ya kebetulan hari itu giliranku, materinya adalah tentang Tajwid, meskipun aku tidak sepenuhnya paham, berkat bantuan salah seorang teman dan didampingi guru spritual mereka, kegiatan itu berjalan baik. Jika disederhanakan bisa dibilang lancar.
***
Adzan isya berkumandang, ya saat itulah yang paling aku tunggu, badan ini terasa panas, gerah, dan sebagainya. Entah karena aku terlalu banyak makan saat buka puasa tadi, atau karena pertamakalinya mengahdapi anak-anak, apalagi untuk mengajar ngaji. Di alam sedingin itu, tubuhku berkeringat cukup hebat.
Selesai mengambil wudhu. Aku mengikuti shalat isya berjamaah, beserta teman-teman satu KKN saat itu. Ya komitmen kami biasanya makan malam ditunda, sampai terawih selesai. Meski terkadang ada yang protes, komitmen itu mampu kami jalani.

Isya selesai. Malam itu ada yang berbeda dengan satu shaf paling depan. Biasanya ada sosok Lutfy, anak muda putra daerah yang selalu shalat tepat dibelakang Imam. Akupun sempat bertanya dalam hati, kemana sosok itu ?, mungkin dia sedang keluar ada agenda ramadhan diluar kampung”, firasatku.
Shalat Tarawih pun selesai. Ketika imam mengucap salam pada raka’at terakhir sebelum Shalat witir. Dengan kebiasanya, sang Iman selalu memberikan buku bacaan do’a kamilin ke belakang. Entah sang imam lupa, bahwa sosok Lutfy tidak ada.

Akhirnya, buku do’a kamilin itu diterima seorang lelaki agak tua, tak kusangka dia melakukan yang sama dengan sang Imam. Aku berfikir mungkin matanya sudah tidak lagi sempurnya membaca. Kemudian buku do’a itu diterima seorang lelaki yang lebih muda, dari penampilannya cukup meyakinkan. Aku bersiap mengangkat tangan. Aku tersentak, untuk kesekian kalinya lelaki itupun melakukan yang sama, memberikan buku do’a itu kebelakang. Dahiku mengernyit.

Sampai akhirnya temanku yang tepat berada disampinku menerima buku do’a itu. Dan ketika dia hendak melakukan yang sama dengan sang Imam dan beberapa lelaki tadi. Temanku tidak sadar, bahwa shaf tempat aku dan dia shalat adalah shaf terakhir barisan lelaki. Sejenak temanku melirik kepadaku, aku tersenyum, lalu menepuk punggungnya. Dan pada saat itulah do’a kamilin terucap dari mulut temanku. Semua menyambut dengan kata “Amin”.

Setelah hari itu, temanku lebih giat dan bergegas ketika mendengar adzan Isya untuk menempati shaf pertama. Dan mulai saat itu temanku “langganan” menjadi pembaca do’a kamilin di tempat kami KKN.
Entah dimana sosok Lutfi ?, sampai kami pulang KKN sosok Lutfi tak jua keliatan. Entah rahasia apa yang dibuat Allah dengan meniadakan lutfi dari Masjid itu.  

Aku hanya merapal tentang “insiden” itu. Ternyata kebaikan Allah terkadang datang dengan cara yang tidak disangka, lewat waktu yang mendadak, bahkan disaat kita tidak mempersiapkanya.
Semoga Bermanfaat ;

Penulis ; De Sur
Sehelai Persembahan Pembuka Puasa, Untuk Sahabat KKN Tugu Utara.

Previous
Next Post »
Comments

Nama :
Alamat Email :
Your Coment :
EmoticonEmoticon

iklan banner