“Sempat Ragu, Produknya Malah Banyak Diburu”
Lesunya minat masyarakat terhadap sektor
pertanian, terlebih generasi muda turut berkontribusi hilangnya jiwa bangsa
Indonesia sebagai negri agraris. Sektor pertanian kini tak lagi menjadi penopang
utama perekonomian masyarakat, sebagian besar telah beralih menjadi buruh
pabrik dan pekerja swasta lainnya. Tidak hanya itu degradasi lahan pertanian
akibat pembangunan infrastruktur, perumahan, dan komplek industri turut
mempengaruhi nyaris putusnya nadi agraria bangsa ini.
Namun ditengah pesimisme masyarakat
terhadap kemajuan agraria, masih ada segelintir orang yang tetap bangga menjalankan
usahatani demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau bisa dikatan jati diri
mereka adalah PETANI. Salah satu dari segelintir orang
tersebut adalah kelompok tani Gede Lestari yang
berlokasi di Kp. Tabrik, Desa Gekbrong Kec. Gekbrong Kab.
Cianjur.
Menurut ketua kelompok Gede Lestari,
Uden Suherlan. Awalnya kelompok ini konsen dalam membudidayakan sayuran lokal,
seperti bayam, kol, wortel daun bawang, cabe merah dan sayuran
umum lainnya. Namun sejak dua tahun ke
belakang, kelompok Gede Lestari mulai menekuni budidaya Paprika (Capsicum annuum L.) sampai sekarang, kini Paprika menjadi komoditas
unggulan yang dimiliki kelompok tani tersebut.
Paprika (Capsicum annuum L.) sendiri adalah
tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas dari suku
terong-terongan atau Solanaceae). Buahnya
yang berwarna hijau, kuning, merah, atau ungu sering digunakan sebagai
campuran salad. Dalam pengertian internasional, paprika
dipakai untuk menyatakan hampir semua varietas C. annuum, termasuk yang
pedas. Nama-nama tertentu, seperti pepperoni, diberikan untuk paprika dengan
ciri penampilan, penggunaan, atau rasa yang khas. Tanaman ini berasal
dari Amerika Selatan,
sekarang tersebar luas dan dibudidayakan di hampir semua daerah tropika dan
subtropika (https://id.wikipedia.org/wiki/Paprika).
Saat pertama kali merintis, Pak Uden dan anggota sempat pesimis dan ragu
untuk terjun dalam usahatani Paprika. Pasalnya, untuk mereka Paprika ini merupakan tanaman asing yang belum pernah mereka
budidayakan. “Awalnya nya sih ragu, ya
tapi lama kelamaan jadi mulai suka, terlebih harga jualnya jg lumayan dibanding
sayuran jenis lainnya”, Ucap Uden saat kami wawancarai.
Datangnya Paprika ke kelompok
Gede Lestari merupakan rekomendasi dari PT. Tirta Investama (Aqua-Danone) Plant
Cianjur melalui program CSR (Corporate Social
Responsibility). Melalui
pendampingan dari PT. Karya Masyarakat Mandiri (KMM). “Tanaman ini
kategorinya tanaman manja, atau rentan, jadi harus ditanam di dalam GH (Greenhouse),
kalau nggak ada program, kita gak mungkin bisa bangun GH puluhan Juta seperti ini”. Lagi Uden menambahkan.
Untuk musim tanam pertama kelompok tani Gede Lestari mendapat
bantuan full
dari CSR Aqua, berupa Greenhouse
dan Agro Input untuk satu musim. Musim berikutnya mereka menggunakan modal
sendiri dalam melakukan kegiatan usahatani yang mereka sisihkan dari penjualan
Paprika yang dibiayai oleh CSR Aqua. Dan saat ini sudah mandiri. Dari awalnya hanya ada 5 Greenhouse (1 petani 1 GH bantuan CSR), kini sudah ada 10 GH yang
dikelola oleh kelompok tani Gede Lestari dengan sistem bagi hasil dengan
Investor.
Jika dilihat
berdasarkan wilayah, Kp. Tabrik ini berada di
ketinggian 1.200 berdasarkan study banding, cocok untuk membudidayakan
tanaman Paprika. Baiknya faktor lokasi ini terlihat dari
hasil panen di setiap greenhouse para
petani. Rata-rata paprika yang ditanam oleh kelompok tani Gede Lestari memiliki ukuran yang besar dengan kulit bening
dan daging tebal. Kondisi tersebut memudahkan pasar saat pengemasan, kerana tidak
rapuh dan tidak lama membersihkannya.
Saat ini, setidaknya sudah ada dua pasar yang secara rutin membeli produk Paprika kelompok Gede Lestari yaitu, PT. Delapan Bintang Holti dan PT. Original Hidroponik (OH) yang berlokasi di daerah cianjur. Berdasarkan informasi dari pak Uden, dari total panen 10 GH tersebut baru bisa memenuhi sekitar 80 % permintaan pasar setiap bulannya, tidak jarang mereka tidak bisa memenuhi orderan ketika dua pasar itu meminta produk. “Ini kita hanya bisa menuhin 80 % aja, buat dua pasar itu, belum pasar lain, udah banyak yang ngontek saya minta paprika, ada yang 100 kilo, ya tapi … saya gak bisa kasih, ini aja yang kontrak kita kurang produk”, Papar Uden sambil tertawa ringan.
Tidak hanya Ketua,
anggota Kelompok Tani Gede Lestari yang kami temui saat itu, menyampaikan
optimisme yang sama terkait budidaya Paprika yang mereka tekuni. Anggota merasa
terbantu sekali dengan adanya bantuan awal untuk budidaya Paprika, tidak hanya
dari Aspek ekonomi tapi mereka juga memiliki ilmu baru terkait merawat dan
membudidayakan Paprika. “Ini kita terima
kasih pisan, saha wae atau siapa aja yang udah dukung, kalau nominal uang mah tong
dihitung lah. Adanya program nanem Paprika, kita jadi belajar, jadi paham ngurus
paprika. Siapa tahu ke depan kita bisa ngalatih orang nanem paprika”, Ujar
Dedi sambil tertawa khas dengan bahasa sundanya.
Jurnalis Amatir : Dede Suryana
Cianjur : 28 Maret 2018